Rabu, 04 Mei 2011

SETAN!! Itu Sakit.


Setan, tak hanya mereka yang gaib. 

Saya dikatai setan. Sakit hati iya,,,marah,,,emmm,,,enggak sih,,tapi malah takut. Bukan takut apa saya memang sudah mati. Saya yakin kok saya masih hidup. Tapi lebih takut pada keberadaan saya dimata teman saya itu memang layaknya setan. 

Menurut kalian kata “ setan”  itu seberapa parah sih untuk mengatai sesama wanita, dan dengan muka serius. Masih sangat jelas muka teman saya itu ketika dia mengatai saya “setan”. Wajahnya serius. Tanpa segores lipatan senyum dari bibirnya. Matanya menetap lurus kedepan dengan bibir terkatup. Saya mencoba bercanda lagi, tapi wajah itu tak mau berganti dan bergerak dari posisinya yang tegang. Sayapun jadi tegang. Belagak sok asyik dan masih terus bercanda, padahal takut minta ampun.

Kejadian ini terjadi begitu cepat. Mungkin hanya butuh waktu 10 menitan lah,,,atau malah kurang. Mungkn 5 menit. Saat itu kami sedang menonton TV, disebuah ruang. Ada 4 orang kalau tidak salah. Termasuk saya. Biasa ketika sedang berkumpul kami bercanda. “Dia” teman saya itu aku godain dengan teman saya yang satunya. Dia bilang mau menahan diri biar gag marah. Jadi dia diam. Lalu teman saya bilang. “diamnya gag alami,,ada yang mau diomongin” lalu dia ngomong apa gitu. Terus aku bilang “ wah jadi tambah seneng ni godainnya” . lalu terlontarlah kata itu. “SETAN!!” tanpa melihat saya, tanpa melirik, tapi tatapannya kedepan sana. Apa dia memang melihat setan, atau apa? Yang jelas mulai saat itu saya jadi takut. Takut untuk bercanda dengannya. 

Mungkin kami memang tidak cocok untuk saling becanda. Bahan bercandaan kami berbeda. Kata-kata SETAN itu, tentu saja akan saya ingat. Sampai kapan? saya juga tidak tahu. Yang jelas, kata itu membuat saya mengerti bahwa setan menurut teman saya itu bukan hanya yang tidak terlihat tapi juga yang terlihat. Pengalaman ini memberi saya beberapa pelajaran. 

Yang pertama, masih banyak dari diri saya yang sangat buruk seperti SETAN yang harus saya perbaiki. Minimal dengan teman saya itu.

Kedua, saat mengatakan SETAN, atau kata-kata yang sejenisnya, pikirlah apa kau itu lebih baik dari yang kau katai. Apakah juga kata itu akan menyinggung perasaan temanmu. Mudah mungkin mengatakannya. Mudah juga untuk membuat suasana menjadi tegang. Lebih mudah lagi membuat temanmu sakit hati. Tapi apakah mudah membuat suasana menjadi normal kembali. Saya rasa sulit.

tak hanya mereka yang gaib
Ketiga, setan itu tak hanya yang yang gaib, tapi juga yang nyata. Manusia contohnya. Tapi saya berjanji pada diri saya sendiri “SAYA TIDAK AKAN MENGATAI SIAPAPUN SETAN”. Karena itu terasa tidak enak didengar dan begitu sakit. Saya tidak mau dikatakan seperti itu, maka saya juga tidak akan melakukannya.

teman