Kisah ini bermula dari kegundahan hati yang bosan dengan keadaan kost. Libur yang terlalu banyak. Jumat-Sabtu-Minggu. Liburanku yang benar-benar tidak ada kerjaan, tugas dari kampus nggak ada, atau tugas-tugas lain. Dengan alasan inilah, ketika Mbak Dolly mengajakku untuk ngenet segera ku iyakan.
Sahabis makan, kira-kira jam setenga 8 malam, kami bergegas menuju gedung rektorat, yang menyediakan hotspot gratis. Walau sinyalnya nggak tentu bagusnya. Sesampainya direktorat aku dan mbak dolly segera mengambil tempat duduk di payung atas. Kami bertemu wanita yang ternyata teman fitnes saat di GMC. Namanya Meli. Tak lama Meli pulang, dan tinggallah kami berdua di payaung itu.
Sinyal demi sinyal kami cari, tak kunjung dapat juga. Iri melihat orang-orang asyik dengan laptopnya yang sudah connect dengan internet. *sial no.1.
Karena tak kunjung connect aku melihat payng bawah yang kosong yang hanya ada mas2 satu. Aku mengajak mbak dolly untuk duduk disana saja. Biasanya kalau yang payung bawah sinyalnya agak bagus. Kamipun pindah kebawah. Dibawah kami mencoba dan terus mencoba, tapi tak kunjung connect juga. Aqirnya punyaku connect. Senangnya bukan main. Sayang kebahagiaan ini tak berlangsung berapa lama. Mbak dolly malah nggak bisa connect sama sekali. Aqirnya kami putus asa dan ingin mencari asa itu di FIB. Saat akan jalan kami ingin mencob dulu di perpustakaan. Tepatnya di halamannya. Kamipun kesana. Ternyata disana banyak juga orang yang sedang ngenet. Ada bangku ungu untuk tempat duduknya. Ada 3 cowok yang duduk dibangku ungu dan 1 di bangku taman. Serta ada 1 cewek di dekat perpusnya. Kamipun akhirnya memilih duduk di bangku ungu. Mbak dolly langsung connect, gantian aku yang macet. Setelah itu akupn hanya bisa nyanyi nggak jelas dan nggangguin mbak dolly buat Fban. Saat keputusasaanu mencapai puncak eh tiba2 aq connect. Aqirnya akupun ngenet dengan gembira.
Setelah baterey habis, kami duduk2 sebentar dan akhirnya memutuskan untuk pulang.
Sesampainya di jalan depan perpus yang berbatasan dengan rektorat, kunci motor mbak dolly hilang. Mbak dollypun mencari ditas dan kantong baju serta celananya. Nggak ketemu!!!! Memang sudah jadi kebiasaan mbak dolly soal hilangnya kunci motor. Akupun maklum dan berpikiran positif bahwa kuncinya pasti ketemu. Karena hal ini sudah sering terjadi. Tapi ternyata benar2 nggak ada. Lalu kami mencari di tempat tadi ngenet yang diperpus. Nggak ada. *sial no.2. Lalu kami kembali kepayung bawah. Masnya udah ganti. Trus nggak ada juga. Lalu kepayung atas. Nggak ada juga. Ngecek tas lagi nggak ada lagi. *sial no.3. Trus mbak dolly memutuskan untuk pulang ngambil kunci serep. Kita kearah motor dulu. Takutnya otornya udh nggak ada. Pas sapai disana untung masi ada.
Saat itu ak disuruh mbak dolly njagain motornya, sedangkan dia pulang ke kost ngambil kunci serep. Tak lama setelah itu gerimis mulai datang.* sial no.4. padahal pas itu mbakdolly baru aja jalan beberapa meter. Bener2 mendukung.
Sendirian di deket rektorat gerimis deres lagi. Akhirnya kau mutusin berteduh di warung-warung didekat situ. Karena nggak enak Cuma bertedu aku memesan teh panas. Bapaknya bilang :” dibungkus apa minum sini”. Aki jawab,”dibungkus pak.” biar ntar aku bisa sekalian jagain motornya mbak dolly. Namun kebodohanku datang. Aku nggak bawa uang sepeserpun. *Sial no.5. Wah, gawat. Trus aku bayarnya gimana ni. Lalu aku segera mengganti pesananku yang tadinya dibungkus jadi diminum di tempat. Soalnya kalo dibungkus, kan langsung bayar. Jadi dengan diminum di tempat aku bisa menunggu mbak doli datang.
Tehnyapun sudah disajkan. Akusok2 minum dikit2. sok2 keluar ngeliat2. padahal sebenarnya aku panik, soalnya ga bawa duit. Mungkin dilihatnya bapaknya aku minggat dari rumah kali. Udah bawa tas gede, sendirian lagi.
Lalu aku sms mbak doli buat bawa uang pas baliknya. Tapi sayang mbak dolly nggak ngebales. Paniklah aku. Pengennya nelepon mabk doli, tapi nggak punya pulsa. Trus cari2 pulsa ke temen2.nggak ada yang bales. Tatapan bapa penjualnya jadi berubah. Menganggap aku aneh. Hohohoh. Aku panic. Trus aku ackting sok2 nungguin orang. Clingak-clinguk. Biar nggak segera diusir sama si bapak.
Krik…krik….krik….
Lamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa………………
AKHIRNYA MBAK DOLLY DATANG JUGAAAAAA!!!!
Mbak doly bawa sepeda dan angsung kusambut dengan wajah indah. Rasanya aku seperti terbebas dari penjara nggak bisa bayar teh panas. Lalu mbak doli memberi uang 5000 dan langsung kubayar tehnya. Tehnya masi banyak karena kau takut kalo sudah habis mbak doli belum datang, dan aku ditagih sama bapaknya, jadi kueman2 banget deh.
Lalu mbk doly menyuruhku menaiki motornya pulang ke kost. Beran juga ni orang pikirku. Padahal aku pertama kalinya naik motor dijalanan jogja sendiri ya waktu itu. Aku sempat menanyakan kerelaan mbak doli. Walau dalam hati aku juga pengen si. Lalu mbak doli mengiyakan dan akupun menaikinya sampai kost. Melewati lampu merah jakal. Belok ke selokan mataram. Rasanya menyenangkan sekaligus nggak percaya. Kalau bapakku tahu pasti syok berat!!!. Lalu sampailah aku dikost dengan selamat dan rasanya seneng banget.
Kisah ini bener2 bikin sesek hati. Sesek dongkol gara2 inernet, sesek gara2 kunci motor, sesek takut teh panas, sesek seneng karena bisa bawa motor sendiri kekost dengan selamat untuk pertamakalinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar