Sore itu udara tetap
dingin. Sama seperti biasanya. Aku bersama temanku beranjak ke tempat yang
lebih tinggi. Membawa rasa penasaran dan hati yang penuh dengan tanda tanya.
Berjalan santai sambil bercengkrama. Menikmati segarnya udara pegunungan dan
tetap melihat ke bawah. Kalau-kalau ada ee ayam yang betebaran menghiasi jalan.
Sampailah kami pada satu
tempat. SD Tlogo 1 (Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo). Mata-mata dari
puluhan anak SD terus mengawasi ketika kami menaiki anak tangga menuju ruangan
kelas. Senyum pun terus terpancar dan terus melebar. Rencananya hari ini memang
kami ingin belajar bersama dengan anak-anak itu. Anak kelas 6.
Kelas
sudah dibagi. Sebagian pindah ke kelas lima dan yang lain tetap dikelas. Aku
memilih tetap tinggal dan membagi kelas itu kedalam kelompok-kelompok kecil.
Dan mereka memilih untuk mengikuti perintah kami. Setelah itu aku memilih
kelompok yang berada di paling kiri. Tak tahu mengapa. Mereka berlima dengan
aku jadi berenam. Melingkar merubah posisi tempat duduk dan berdempetan.
Suroto.
Ihsan. Narti. Ima. Umi.
Itulah
nama mereka. Nama teman baru yang akan berbagi ilmu 2 jam hari Rabu. Teman baru
yang penuh dengan rasa ingin tahu dan celoteh polos. Teman baru yang tertawa
jika teman mereka melontarkan kata-kata lucu. Teman baru yang menyoraki
temannya jika dia lama mengerjakan soal dariku.
Suroto.
Nama
yang sedikit tua. Hehe. Namun dia adalah anak laki-laki yang selalu mengalah
terhadap Ihsan jika Ihsan ingin menyombongkan diri dan tampil didepan teman-temannya.
Suroto. Yang aku sering memanggilnya sunarto atau subroto. Hari itu berbaju
coklat dan selalu berkata “ooh” ketika ku jelaskan.
Ihsan.
Bocah
yang selalu berbicara dan ceria. Maunya selalu terdepan dan tampil di depan
teman-temannya. Walau kadang suka bicara tapi kemampuan mengerjakan soalnya
cepat dan mudah mengerti. Dibandingkan yang lain dia yang paling narsis jika
ada temanku yang sedang memotret kegiatan belajar kami.
Narti.
Seperti
nama tetangaku. Dia kemarin memakai jilbab dan berbaji kotak-kotak. Duduknyaa
dipojok dan selalu paling lama mengerjakan soal. Otomatis dia menjadi bahan
sorakan temannya yang keburu mau tahu jawaban yang benar. Anaknya sedikit
pemalu dengan mata yang sarat akan tanya.
Ima.
Gadis
kelas 6 ini sama cerewetnya dengan Ihsan. Banyak bertanya, banyak mendebat dan
banyak sekali yang dia bicarakan. Dia juga selalu memprotesku agar memberi
tanda yang lebih besar pada hasil pekerjaannya. Bekali-kali dan berulang kali.
Matanya juga selalu melihat hasil pekerjaan Umi. Apakah salahnya lebih sedikit
atau lebih banyak.
Umi.
Kurasa
dia yang paling pintar dimata teman-temannya. Pendiam. Tak banyak bicara, namun
pekerjaannya paling beres. Selalu merasa tak enak jika dia benar dan
teman-temannya salah. Takut-takut bicara dan selalu diejekin dengan Ihsan. Ihsan
ini memang banyak sensasi.
teman baru |
Dari
mereka berlima aku jadi banyak tahu. Kejujuran yang masih sangat dijunjung
tinggi. Buku yang selalu ditutupi ketika mengerjakan soal. Terbukti mereka yang
ingin mengerjakan sendiri tanpa harus mencontek. Rasa ingin tahu yang tinggi
dengan rentetan pertanyaan yang keluar dari mulut-mulut yang sedang berpuasa
kala itu. Teman baru. Mungkin mereka lebih kecil dan usianya jauh dariku. Tapi
kejujuran dan semangat bara api yang besar membuatku ingin terus belajar. Tak
hanya saat itu. Tapi sekarang dan nanti.
wah belajar ia yang giat :D
BalasHapusSimak Tantangan Kreatif Blogger Berhadiah Mingguan & Grandprize Android
pastinya dong
Hapus