Sugguh bagiku ini pengalaman perdana. Rindu pada manusia yang belum pernah ku lihat wajahnya.
Kamu, apa kabar di sana? Mudahkah hidup di dunia penuh
misteri?
Aku masih di sini. Selalu menunggumu hadir. Tanpa tahu kau
nanti seperti pelangi atau matahari.
***
Untukmu
yang sebentar lagi lahir ke dunia.
Ada rasa yang penuh
dengan buncahan gembira. Dalam hatiku yang dekat dengan di mana kau berada.
Banyak pula tanda tanya
di kepala.
Kau nanti seperti apa.
Apakah mirip mama. Ataukah
mirip dengan papa.
Aku hanya bisa
menerka-nerka. Melihat fotomu yang masih samar-samar bergeliat manja.
Sugguh bagiku ini
pengalaman perdana. Rindu pada manusia yang belum pernah ku lihat wajahnya.
Kau tahu aku sangat
bahagia.
Bagaimana tidak, kau
adalah putra pertama. Pun juga cucu pertama di keluarga mama.
Kami semua menanti suara.
Suara tangis dari bibirmu yang merekah.
Kami semua menanti rupa. Rupa
merona dari pipi lembutmu yang halus luar biasa.
Rencananya Nak, kau akan
hadir di bulan kedua.
Bulan yang tanggalnya tak
banyak seperti bulan lainnya.
Bulan dimana aku dan papamu memutuskan untuk hidup bersama.
Dan aku di sini semakin
sering berdegub-degub untuk menantimu.
Kau pasti juga merasakannya
bukan? karena tubuh kita menyatu. Saling padu.
Kau mau tahu anakku.
Saat alat periksa dan
dokter berkata kau ada.
Aku memutuskan untuk
lebih bijaksana.
Aku semakin sering berdoa
padaNya. Agar terus dipercaya memilikimu di dunia.
Aku semakin sering
membaca dan bertanya. Pada mereka yang sudah berpengalaman melahirkan manusia
ke dunia.
Aku semakin sering
belajar agama dan melantunkan ayat-ayat suci. Karena aku mau mengajarimu
nantinya sebaik mungkin.
Aku semakin sering
berolahraga. Agar kau sehat di dalam sana. Pun juga ketika lahir ke dunia.
Aku juga memilah-milah
asupan makanan yang masuk ke tubuh kita. Jangan meronta ya. Rasakan saja
berbagai makanan itu. Agar kau tak kaget nanti memakannya di dunia barumu.
Tentu aku akan memberikan
yang terbaik untukmu.
Mencarikan nama untukmu
juga sudah kucicil bersama-sama.
Aku mau kau nanti bangga
membawanya. Karena nama, terbawa sampai kau menghadapNya.
Aku juga mau kau nanti
tak malu memperkenalkan namamu dengan teman-teman sebaya.
Nama yang bersinar dan
memberi kehormatan bagi yang menyandangnya.
Kami bingung. Mahendra
atau Purnama.
Tapi ini masih rahasia.
Kau tahu Nak, papamu juga
banyak berubah.
Dia lebih sering
berpuasa. Sering bercengkrama dengan pemilikMu di malam tanpa suara.
Dia juga lebih sering
berlatih melantuknan adzan. Agar fasih dan benar bunyinya.
Karena nantinya dia yang
membisikkan suara adzan itu di telingamu.
Kau harus mendengarkannya
ya. Suara itu sangat indah dan akan menuntun jalanmu untuk pulang.
Walau aku
sangat mendambamu. Tapi aku takut akan sembilu hadir di hatiku. Saat kita nanti
tak lagi satu raga.
Sembilan bulan bersama, berdua
dalam satu raga. Ini adalah hubugan terdekat kita. Ini adalah kedekatan paling
utama.
Pesanku padamu Nak,
jangan takut dunia.
Kau sendiri bukan, yang
meminta pada Tuhan untuk dilahirkan.
Masih banyak orang baik
yang ada. Kau pasti menjadi salah satunya.
Tapi jangan kaget jika
ada sifat kebalikannya. Kau pasti bisa mengatasinya.
Karena aku akan selalu
bersamamu sampai nafasku tak lagi berhembus.
Jika
kelak kau ditanya siapa yang paling mencintaimu.
Kami
adalah jawabnya.
Cinta
kami ada bahkan sebelum kau ada di dunia.
if you want to peek more pictures just click anadanandit
All pictures captured by wulanasihsetyarini
Email: wholzy@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar