Kamis, 26 Juli 2012

Teman Baru


Sore itu udara tetap dingin. Sama seperti biasanya. Aku bersama temanku beranjak ke tempat yang lebih tinggi. Membawa rasa penasaran dan hati yang penuh dengan tanda tanya. Berjalan santai sambil bercengkrama. Menikmati segarnya udara pegunungan dan tetap melihat ke bawah. Kalau-kalau ada ee ayam yang betebaran menghiasi jalan.

Sampailah kami pada satu tempat. SD Tlogo 1 (Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo). Mata-mata dari puluhan anak SD terus mengawasi ketika kami menaiki anak tangga menuju ruangan kelas. Senyum pun terus terpancar dan terus melebar. Rencananya hari ini memang kami ingin belajar bersama dengan anak-anak itu. Anak kelas 6.

Kelas sudah dibagi. Sebagian pindah ke kelas lima dan yang lain tetap dikelas. Aku memilih tetap tinggal dan membagi kelas itu kedalam kelompok-kelompok kecil. Dan mereka memilih untuk mengikuti perintah kami. Setelah itu aku memilih kelompok yang berada di paling kiri. Tak tahu mengapa. Mereka berlima dengan aku jadi berenam. Melingkar merubah posisi tempat duduk dan berdempetan.

Suroto. Ihsan. Narti. Ima. Umi.
Itulah nama mereka. Nama teman baru yang akan berbagi ilmu 2 jam hari Rabu. Teman baru yang penuh dengan rasa ingin tahu dan celoteh polos. Teman baru yang tertawa jika teman mereka melontarkan kata-kata lucu. Teman baru yang menyoraki temannya jika dia lama mengerjakan soal dariku.

Suroto.
Nama yang sedikit tua. Hehe. Namun dia adalah anak laki-laki yang selalu mengalah terhadap Ihsan jika Ihsan ingin menyombongkan diri dan tampil didepan teman-temannya. Suroto. Yang aku sering memanggilnya sunarto atau subroto. Hari itu berbaju coklat dan selalu berkata “ooh” ketika ku jelaskan.
Ihsan.
Bocah yang selalu berbicara dan ceria. Maunya selalu terdepan dan tampil di depan teman-temannya. Walau kadang suka bicara tapi kemampuan mengerjakan soalnya cepat dan mudah mengerti. Dibandingkan yang lain dia yang paling narsis jika ada temanku yang sedang memotret kegiatan belajar kami.
Narti.
Seperti nama tetangaku. Dia kemarin memakai jilbab dan berbaji kotak-kotak. Duduknyaa dipojok dan selalu paling lama mengerjakan soal. Otomatis dia menjadi bahan sorakan temannya yang keburu mau tahu jawaban yang benar. Anaknya sedikit pemalu dengan mata yang sarat akan tanya.
Ima.
Gadis kelas 6 ini sama cerewetnya dengan Ihsan. Banyak bertanya, banyak mendebat dan banyak sekali yang dia bicarakan. Dia juga selalu memprotesku agar memberi tanda yang lebih besar pada hasil pekerjaannya. Bekali-kali dan berulang kali. Matanya juga selalu melihat hasil pekerjaan Umi. Apakah salahnya lebih sedikit atau lebih banyak.
Umi.
Kurasa dia yang paling pintar dimata teman-temannya. Pendiam. Tak banyak bicara, namun pekerjaannya paling beres. Selalu merasa tak enak jika dia benar dan teman-temannya salah. Takut-takut bicara dan selalu diejekin dengan Ihsan. Ihsan ini memang banyak sensasi.

teman baru
Dari mereka berlima aku jadi banyak tahu. Kejujuran yang masih sangat dijunjung tinggi. Buku yang selalu ditutupi ketika mengerjakan soal. Terbukti mereka yang ingin mengerjakan sendiri tanpa harus mencontek. Rasa ingin tahu yang tinggi dengan rentetan pertanyaan yang keluar dari mulut-mulut yang sedang berpuasa kala itu. Teman baru. Mungkin mereka lebih kecil dan usianya jauh dariku. Tapi kejujuran dan semangat bara api yang besar membuatku ingin terus belajar. Tak hanya saat itu. Tapi sekarang dan nanti.

2 komentar:

teman