Selasa, 18 Desember 2012

Terlalu Takut (edisi puisi pesanan)


Ketika ketakutan tak kunjung menemui jalan, ketakutan itulah yang akan menjadi keberanian
Aku terlalu takut untuk mengatakannya..
Membuatmu tahu bahwa belakangan ini aku mulai terkesima
Menetapkan hati yang mulai menepi ke pelabuhannya

Aku terlalu takut untuk mengatakannya..
Bahkan untuk memberi sinyal bahwa aku ada
Mengharuskan mata untuk mencari pandangan lain ketika takut bertemu

Aku terlalu takut untuk mengatakannya..
Bahkan aku takut untuk memikirkannya dalam otakku
Ketika kau ada seakan kau bisa membaca pikirannku

Aku terlalu takut untuk mengatakannya..
Memberi ruang untuk yang ada dan datang
Hanya untuk memastikan ini ruang ini akan kau tempati

Aku terlalu takut untuk mengatakannya..
Menunggu malam datang baru berani bilang
Namun ketika telah datang aku kembali menunggu pagi, begitu seterusnya

Aku terlalu takut untuk mengatakannya..
Hanya lewat garis vertical dengan pemilikmu
Aku mulai bercerita, meminta, dan mengikhlaskan ketika kau harus dijalur yang berbeda

Selasa, 23 Oktober 2012

Pelangi di Bulan Juli

Aku ingin menuliskanmu. dalam sepenggal cerita masa lalu. manis. indah untuk dikenang. Agar dunia tahu tentangmu dan kisah kita di tengah tahun ini.

Hari ini hujan. Dalam rinainya aku seakan melihat sosokmu. samar-samar. Namun membuatku senang.
Apa kabar kau disana. Masihkah kau simpan warna itu. Tujuh warna yang menggodaku di tengah tahun ini. Seperti warna kehidupan. Kadang indah kadang suram.

Awalnya kau datang bagai mendung. Membuatku belum. Belum percaya siapa kau sebenarnya. Mendung yang penuh tanya. Sebenarnya apa yang kau bawa. Menerka-nerka seperti apa kau ini. Yang akan ku ketahui sebentar lagi.

Kemudian datanglah rintik itu. Perlahan tapi pasti membasahi diri. Mulai meresapi siapa kau ini. Tibalah saat itu. Saat dimana kita harus berada dalam satu atap. Yang aku tahu dan kau pun tahu. Akan ada penyesuaian disana.

Hujan itu datang dengan berbagai bentuk. Kadang deras dan kadang hanya rintik. Di bawah payung ini kita berteduh. Dan memahami siapa kita sebenarnya. Payung itu adalah tempat kita berpijak dulu. Sebuah tempat dimana air tercurah dengan sempurna. Bahkan ada telaga yang memberi ketenangan dalam diamnya. Di mana keramah tamahan selalu menyapa. Di mana kedinginan selalu menggoda. Kau tahu, dingin itu akan sirna ketika tawa itu ada.

Ditempat ini. Tempat kita mengabdi. Selama beberapa hari. Membuatku menemukan arti dari tujuh warna yang kau bawa. Aku mulai mengerti apa yang selama ini kutanyakan pada alam. Ketika kebosanan menyerang diminggu awal kita bersama. Kau mau tahu apa yang kurasakan?

Minggu pertama, kau hadir dengan rintik itu. Membuatku bosan dan ingin pulang. Malas aku menanggapimu yang hanya penuh basa-basi. Kadang hujan, kadang terang.
Minggu kedua, aku mulai paham apa yang harus kulakukan. Namun aku masih saja tidak tahu, kemana kita akan menuju. Muara untuk kita berlabuh. Namun aku mulai mengikuti arusmu.
Minggu ketiga, aku terus mengikutimu. Berlayar dari sungai satu ke sungai yang lain. mencari-cari cara yang tepat untuk menuju muara itu.
Minggu keempat. Kau sudah menjadi hujan. Terus membasahi hati dan pikiranku yang mulai hanyut akan kesenganan bersama rintiknya. Bahkan tak hanya hatiku yang basah. Membayangkan semua ini segera berakhirpun membuat mataku juga ingin mengeluarkan butiran-butiran hujan.
Minggu kelima. aku sudah menyerah. Kau sungguh indah. Kau bawa matahari yang selama ini kau simpan. Walau kadang masih bisa kulihat dalam hangatnya tawa. Kau padukan keduanya. Hujan dan matahari. Dan inilah yang kutunggu. Pelangi.

Aku bisa merasakan hebatnya pelangi yang kau bawa. Begitu indah ketika perpaduan hujan dan matahari bertemu dalam udara yang pernah kita hirup bersama. Lama aku memandangnya. Tentu saja bersamamu. Kalian lebih tepatnya.

Namun tiba-tiba semua hilang. Warna-warna itu mulai pudar. Satu persatu. Dan datanglah matahari itu. Yang akan kita bawa masing-masing. Matahari kita sendiri. Yang selalu menepati janjinya untuk terus bersinar. Setiap hari. Lalu dimana hilangnya pelangi itu. Ternyata mereka ada disini. Tak jauh. Mereka ada dihati. Untuk dikenang. Mereka bukan matahari. bukan pula hujan.

Merah. Jingga. Kuning. Hijau. Biru. Nila. Ungu.
Walau tentu masih banyak warna lain yang membentuk kenangan di tengah tahun ini.

Seperti melihat pelangi. Walau hanya sekejap. Namun keindahannya akan kita simpan disini. Dihati. Bukan matahari yang selalu berjanji untuk bersinar tiap hari. Terimakasih untuk tujuh warnamu yang indah itu. Melengkungkan senyuman diluasnya langit. Terimakasih untuk keindahanmu. Terimakasih sudah menjadi pelangi di bulan Juli-ku. Selamat menjadi pelangi dibelahan bumi yang berbeda. Tapi aku yakin, suatu hari pasti kita akan dipertemukan lagi oleh hujan dan matahari. #KKNUNIT96
KKN UNIT 96

Kamis, 26 Juli 2012

Teman Baru


Sore itu udara tetap dingin. Sama seperti biasanya. Aku bersama temanku beranjak ke tempat yang lebih tinggi. Membawa rasa penasaran dan hati yang penuh dengan tanda tanya. Berjalan santai sambil bercengkrama. Menikmati segarnya udara pegunungan dan tetap melihat ke bawah. Kalau-kalau ada ee ayam yang betebaran menghiasi jalan.

Sampailah kami pada satu tempat. SD Tlogo 1 (Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo). Mata-mata dari puluhan anak SD terus mengawasi ketika kami menaiki anak tangga menuju ruangan kelas. Senyum pun terus terpancar dan terus melebar. Rencananya hari ini memang kami ingin belajar bersama dengan anak-anak itu. Anak kelas 6.

Kelas sudah dibagi. Sebagian pindah ke kelas lima dan yang lain tetap dikelas. Aku memilih tetap tinggal dan membagi kelas itu kedalam kelompok-kelompok kecil. Dan mereka memilih untuk mengikuti perintah kami. Setelah itu aku memilih kelompok yang berada di paling kiri. Tak tahu mengapa. Mereka berlima dengan aku jadi berenam. Melingkar merubah posisi tempat duduk dan berdempetan.

Suroto. Ihsan. Narti. Ima. Umi.
Itulah nama mereka. Nama teman baru yang akan berbagi ilmu 2 jam hari Rabu. Teman baru yang penuh dengan rasa ingin tahu dan celoteh polos. Teman baru yang tertawa jika teman mereka melontarkan kata-kata lucu. Teman baru yang menyoraki temannya jika dia lama mengerjakan soal dariku.

Suroto.
Nama yang sedikit tua. Hehe. Namun dia adalah anak laki-laki yang selalu mengalah terhadap Ihsan jika Ihsan ingin menyombongkan diri dan tampil didepan teman-temannya. Suroto. Yang aku sering memanggilnya sunarto atau subroto. Hari itu berbaju coklat dan selalu berkata “ooh” ketika ku jelaskan.
Ihsan.
Bocah yang selalu berbicara dan ceria. Maunya selalu terdepan dan tampil di depan teman-temannya. Walau kadang suka bicara tapi kemampuan mengerjakan soalnya cepat dan mudah mengerti. Dibandingkan yang lain dia yang paling narsis jika ada temanku yang sedang memotret kegiatan belajar kami.
Narti.
Seperti nama tetangaku. Dia kemarin memakai jilbab dan berbaji kotak-kotak. Duduknyaa dipojok dan selalu paling lama mengerjakan soal. Otomatis dia menjadi bahan sorakan temannya yang keburu mau tahu jawaban yang benar. Anaknya sedikit pemalu dengan mata yang sarat akan tanya.
Ima.
Gadis kelas 6 ini sama cerewetnya dengan Ihsan. Banyak bertanya, banyak mendebat dan banyak sekali yang dia bicarakan. Dia juga selalu memprotesku agar memberi tanda yang lebih besar pada hasil pekerjaannya. Bekali-kali dan berulang kali. Matanya juga selalu melihat hasil pekerjaan Umi. Apakah salahnya lebih sedikit atau lebih banyak.
Umi.
Kurasa dia yang paling pintar dimata teman-temannya. Pendiam. Tak banyak bicara, namun pekerjaannya paling beres. Selalu merasa tak enak jika dia benar dan teman-temannya salah. Takut-takut bicara dan selalu diejekin dengan Ihsan. Ihsan ini memang banyak sensasi.

teman baru
Dari mereka berlima aku jadi banyak tahu. Kejujuran yang masih sangat dijunjung tinggi. Buku yang selalu ditutupi ketika mengerjakan soal. Terbukti mereka yang ingin mengerjakan sendiri tanpa harus mencontek. Rasa ingin tahu yang tinggi dengan rentetan pertanyaan yang keluar dari mulut-mulut yang sedang berpuasa kala itu. Teman baru. Mungkin mereka lebih kecil dan usianya jauh dariku. Tapi kejujuran dan semangat bara api yang besar membuatku ingin terus belajar. Tak hanya saat itu. Tapi sekarang dan nanti.

Senin, 02 Juli 2012

kalo diginiin sih udah biasa

gambar : http://yasiralkaf.files.wordpress.com
sandainya bisa kukerjakan sendiri.aku mau. mungkin bisa. tapi aku masih sungkan. sungkan untuk tidak mendahuluimu. memang banyak yang kamu lakukan. tidak sepertiku. banyak berharap yang semuanya kosong. 
teman. mungkin hanya hubungan timbal balik. tak tahu seperti apa kau mengartikannya. yang jelas kulakuakan dengan ikhlas.semuanya.kalau aku malas aku akan bilang. tak sepertimu yang membalas saja tidak. 
selalu berpikir positf untuk menghadapimu. mungkin kau lupa.mungkin kau tidur. mungkin kau sedang habis, dan mungkin2 yang lain..yang semoga saja kemungkinan itu benar adanya.
tapi aku sudah biasa. sudah sering sekali. diperlakukan seperti ini. bukan hanya kau. tapi yang lain juga. namun masih kebih banyak lagi yang terlalu baik. terlalu indah untuk d lakukan untuk menunggu jawaban ini. 
semoga renungan siang hari sama kasiatnya dengan malam. terimakasih, maaf merepotkan. :)

Setengah jam saja

pantai sepanjang, Yogyakarta

                Begitu singkat, begitu cepat. Berawal dari kegalauan hati. Setelah ujian selesai. Nggak ada duit. Maka kami mencari kesengan tanpa keluar banyak uang. Pantai. Keputusan yang tepat.
Berangkat pukul 3.00 sore. Berharap bertemu matahari. Mengejar sunset.
Perjalanan 2 jam menuju pantai di wonosari dengan berkendara motor. Ngebut dan hampir tertabrak di tikungan. Berliuk-liuk layaknya pembalap. Melewati tanjakan dengan kekuatan ekstra. Semua itu terbayar. Di pantai ini. pantai Sepanjang. Pasir putih dan halus. Terbentang luas dibalik tebing2 tinggi. Ada langit kemerahan, laut yang biru, teman yang menyenangkan menjadikan sempurna karya surga nyata dari Nya. Terimakasih. Walau hanya setengah jam saja. 
nindi.mia.silva.me

Sabtu, 24 Maret 2012

untuk orang yang saat ini kucintai


untuk orang yang saat ini kucintai. aku tidak tahu. ini cinta atau sekedar rasa kagum yang berlebihan. atau hanya rasa suka saat aku melihatmu. tapi yang jelas, ketika bertemu denganmu rasa deg-degan itu tiba. rasa bahagia itu muncul. menyenangkan. menegangkan dan menyesakkan.

ketika memutuskan untuk memperhatikanmu dengan lebih, hati ini sudah bersepakat dengan  mata dan otak. ya mereka sepakat untuk selalu melihatmu, memikirkanmu dan menyimpan seyummu dalam hatiku. tak peduli banyak hal yang lebih penting untuk dipikirkan. tapi bayanganmu tetap membuntuti hariku. bukan cuma sekali sehari. bisa jadi 10 kali sehari.

ketika bibirku tak mampu mengucap atau sekedar menyapa, hanya mataku yang mampu menggantikannya untuk bicara. aku bisa bertahan lama bicara lewat mata denganmu. walau itu harus berulang. 5 detik dan langsung silau..ya silau dengan tatapan balik matamu.

ketika tanganku tak mampu menggapai hatimu, hanya doa yang mampu kulakukan. berdoa agar Tuhan menyampaikan kita pada lembaran yang sama. lembaran cerita yang akhirnya menyatu. menyatukannya dalam satu cerita cinta.

awal aku memutuskan untuk memperhatikanmu lebih adalah ketika kau berada didepan sana. sedang berbicara. tiba-tiba aku melihat karya surga sedang berbicara. tak lagi mata yang terus memandang. tapi hati juga ikut bergetar. sejak itu banyak hal yang kudapat darimu. mendekatimu perlahan. mencoba terlihat didepanmu adalah kekuatan ekstra besar dari dalam ragaku.

semakin hari semakin banyak hal yang kutahu tentangmu. semakin aku mengerti bahwa tanganmu sangat sulit untuk kugapai. apalagi untuk kugenggam. ternyata kau terlalu tinggi.  tapi itulah konsekuensi untukku jika aku berani memperhatikammu lebih. mengenalmu lebih memang membuatku akan lebih tahu siapa aku ini. jadi tugasku disini adalah menjadi lebih baik untukmu. mempersiapkan diriku untuk bisa mendampingi dirimu nanti.

karena aku adalah wanita. aku hanya mampu memandangmu. menyapa kadang-kadang. yang itupun butuh enaegi dan kekuatan ekstra besar. bicara denganmu walau tak sering juga merupakan langkah-langkah mendekatimu. karena aku adalah wanita aku tak mampu berlaku lebih. membuatmu untuk lebih memperhatikakanku dengan cara-cara yang tak langsung. jadi kumohon jangan menunduk jika aku lewat. jangan cepat-cepat pergi jika aku sedang ingin ngobrol. itu adalah usahaku untuk menyatukan hati denganmu.

untuk orang yang saat ini kucintai. berdoalah lebih keras agar kau dipertemukan dengan orang yang tepat dengammu nanti. disatukan dalam satu lembaran cerita dalam takdir-Nya. dimudahkan dalam jalan untuk menemukannya. orang yang memang banar-benar mencintaimu. orang yang lebih dulu mencintaimu.bahkan sebelum kau berani untuk memutuskan untuk mencintainya.semoga saja orang yang tepat dan kau cari itu adalah aku. hehehehe.

Selasa, 20 Maret 2012

lukisan langit

langit.
luas tinggi dan agung.
dia bijak. teman yang baik.
ada ketika matahari akan memenuhi janjinya.
terbit untuk makhluk.
ada ketika ia tenggelam. dengan janji lain di tempat lain.
menemani awan berlari-larian. memberi tempat istirahat ketika mereka lelah.
ada ketika bintang berpendar. memainkan melodi dengan kerlipnya.
ada ketika mendung bersandar. saat hatinya sakit dan teteskan hujan.
saat hatinya tergantikan senyuman pelangi. yang terbentuk karena hangatnya matahari dan .luka hujan yang mulai hilang..
ia selalu ada untuk bulan. saat ia mengintip malu atau menampakan kebesarannya.
dia juga ada. ketika petir berteriak. marah.

untukku dia selalu ada. selalu menjaga. untuk berkaca. bahwa aku adalah satu. adalah kerdil.
dia tempatku berkaca. pada hidup yang terkadang menyebalkan.
namun dia menyadarkanku. dengan dirinya yang luas.
dia tempatku merenung. mengaguminya.

karna langit. akan selalu sama. sabar. luas. tinggi. dan agung











:: untuk teman yang sudah menjadi langitku. semoga aku juga bisa jadi langitmu.

Sabtu, 04 Februari 2012

Ingatan Tentang Kalian

ingatan tentang kalian
dalam ranah yang mereka sebut keabadian
aku bersemayam bersama iingatan tentang kalian
kudekap dan kukecap namamu satu demi satu
sebelum lautan cahaya melarutkan kita dan waktu
walau tiada aksara di sana
walau tiada wujud yang serupa
tanpa pernah tertukar aku menemukanmu semua
seperti engkau menemukanku
empat,lima, dan enam
berapapun banyaknya kita tersempal
perlahan lebur menjadi tunggal
dua, satu, kosong
bersama kita lenyap menjadi tiada
dalam ranah yang mereka sebut kehidupan,
aku dan kalian menangis dan merengang di antara ruang
aku dan kalian tersesat dalam belantara nama dan rupa
masihkah kau mengenali aku?
masihkah aku mengenalimu?
jiwa kita tertawa dan berkata:
berjuta kelahiran dan kematian telah kita dayakan
berjuta kata dan sabda telah kita ucapkan
berjuta wadah dan kaidah telah kita mainkan
hanya untuk tahu tiada kasih selain cinta
dan tiada jalinan selain persahabatan
meski tak terkira banyaknya nama dicipta
meski tak terhingga rasa menjadi pembeda
aku akan menemukanmu semua, sebagaimana engkau semua menemukanku
sahabat, jika kita terpecah raga
satu, jika kita memadu raga
tiada, jika hanya jiwa
inilah kenangan yang kucuri simpan
saat kubersemayamkan dalam ranah yang mereka sebut keabadian
inilah kenangan yang kusisipkan di sela-sela mentari dan bulan
yang kelakmereka bisikkan saat kucari kalian
dalam belantara yang dinamai kehidupan
ingatan yang pertama dan terakhir
yang mengikuti saat aku terlahir
yang bersembunyi hingga kalian semua hadir
yang menemani saat udara usai mengalir
cinta dan sahabat
sahabat dan cinta
itulah jiwa yang terpecah dengan sederhana
sisanya fana

dee, madre,,ingatan tentang kalian,,,hal 78-80

Jumat, 03 Februari 2012

pujian tulus seorang lelaki

liburan ini membuat saya lebih mengagumi kehidupan,,,
saat saya berjalan2 banyak cerita yang mendatangkan kekaguman pada lelaki2 yang saya temui
dari dulu saya sudah kagum, tapi belum menyadarinya
yang saya kagumi adalah ketika seorang lelaki sedang memuji orang yang dekat dengannya..
saat orang itu tidak d depannya,,,
rasanya benar2 tulus tanpa ada kebohongan ataupun kepura2an

ketika seorang lelaki memuji wanitanya
ketika seorang lelaki memuji anaknya
ketika seorang lelaki memuji ayahnya
ketika seorang lelaki memuji sahabatnya

dan selama ini saya telah menjadi saksi beberapa pujian itu
tulus dan indah...

awalnya saat saya berlibur ke timur pulau jawa
ketika akan pulang kami diantar oleh seorang ayah...
dalam perjalanan saya berbincang2 dengan sosok ayah tersebut
saat itu kebetulan anaknya tidak ikut mengantar kami pulang
"Wah Pak anak bapak kalau main tenis hebat pak,,,saya diajari lho kalau di jogja"
"Oh iya,,dia memang kuat..kuaaaat sekali." kata ayah itu dengan memandang kedepan fokus pada jalan.
saat itu pula mata saya tidak lepas dari ayah itu,,,saat dia mengatakan hal tersebut rasa sayang ayah itu terlihat sangat besar terhadap anaknya...
begitu singkat begitu tulus...

pada perjalanan berikutnya saya menjadi saksi pujian dari seorang anak terhadap ayahnya...
kita sedang makan saat itu,,
ternyata makanan yang dihidangkan adalah masakan dari ayah teman saya itu
"setiap aku pulang, bapak selalu masak masakan yang berbeda. yang aku paling suka adalah telur dadar santan. hebat kan..." begitulah kira2 perkataan dari temanku
mungkin sangat sederhana...tapi saya yakin itu pujian paling tulus yang dia katakan hanya saat ayahnya tidak ditempat,,,
menyenagkan mendengarnya.





Jumat, 06 Januari 2012

Aku Ingin Jendela

aku ingin jendela. kamar kostku nggak ada jendelanya,,,
walupun mungkin tidak pengap
tapi ingin punya jendela
biar bisa melihat luar
jendela itu menyenangkan...

pengen punya jendela banget,,,aaaaaaa

Selasa, 03 Januari 2012

sebatas ombak dan pantai

sebatas pantai dan ombak. datang berkali-kali dan pergi lagi. 
aku sedikit heran. baru sadar hari ini. ketika kakiku berpijak pada pasir yang putih. ditemani ombak bergulung yang malu-malu saat sampai bibir pantai. menyapa kakiku lalu pergi lagi. datang lagi lalu pergi lagi. begitu berulang-ulang. sama sepertimu.masih malu.
awlanya aku senang merasa dibutuhkan, dianggap mungkin lebih tepatnya. dipercaya mendengar cerita rahasiamu. merasa aku memang telah menjadi temanmu. tapi lama-lama aku merasa itu hanya terjadi jika kau sedang bersamaku saja. berdua.
saat temanmu yang kau anggap lebih heboh, seru, dan meyenangkan datang. kau bagai ombak itu. malu terhadapku. malu-malu pernah mengenalku, yang mungkin kurang asik dibanding temanmu yang lain. teman. mungkin itu belum pantas untukku. karna kita berinteraksi hanya saat kau butuh, tanpa orang lain. dan pergi lagi.
sebenarnya sakit juga tak dianggap ketika kau sedang bersama temanmu yang lain. nyesek.sedih sih. tapi yo wis lah. aku masih punya banyak teman yang mau menganggapku ada dan tidak malu jika bertemu dengan teman2nya yang lain.
mungkin kita hanya sebatas pantai dan ombak. datang berkali-kali dan pergi lagi. tak pernah menyatu. bukan seperti ombak dan perenang,,yang akan menyatu ketika mereka bersama.

teman